masa depan perjuangan syariah

Masa Depan Perjuangan Syariah

Sebagai Partai Islam yang Berkemajuan Perjuangan Syariah tetap menjadi ruh dan starting point / landasan bagi perjuangan partai. Perjuangan ini hakikatnya adalah perjuangan dari generasi ke generasi yang api dan gelora semangatnya tak akan padam [...]
klaim budaya oleh malaysia

Klaim Budaya Berulang, Tindak Tegas Malaysia

Pemerintah bisa bersikap lebih keras dengan menarik Duta Besar Indonesia di Malaysia. “Atau sebaliknya. Jika pemerintah mampu bersikap tegas, menurut Yusron, Malaysia akan lebih menghormati Indonesia [...]
next masyumi

The Next Masyumi Bagian 2

Jejak Panjang Perjuangan Masyumi untuk ummat dan bangsa tidak bisa begitu saja dihapuskan , Ia lahir dari ide besar Islamic Modernization, sebagai partai ia bisa dibubarkan tetapi sebagai ide besar ia akan tetap muncul dalam bentuk yang lain. [...]
jejak kyai kuning

Jejak Kyai Kuning dalam Syiar Islam Nusantara

Dari Demaklah cita - cita Kyai Kuning untuk penyebaran dan pengembangan Syiar Islam dimulai dan Dari Demaklah Kebangkitan Islam pada mulanya disuarakan dan diperjuangkan hingga ke penjuru nusantara[...]

28 Januari 2008

PASCA 10 TAHUN LENGSER, H.M SOEHARTO AKHIRNYA TUTUP USIA


soeharto_dalam_bulan_bintang_media.jpg

(8 Juni 1921 - 27 Januari 2008)



Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, Mantan Presiden Soeharto akhirnya tutup usia pada hari Ahad, 27 Januari 2008 Pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) setelah menjalani perawatan dan masa kritis selama 25 hari, terhitung sejak 4 Januari 2008.
Pemerintah dalam pernyataan pers yang disampaikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan rasa belasungkawa yang mendalam sekaligus menetapkan hari berkabung selama 7 hari serta menginstruksikan pengibaran bendera merah putih setengah tiang di kantor – kantor pemerintah dan kantor perwakilan RI di luar negeri.Sejak dinyatakan kritis tercatat banyak pejabat , mantan pejabat, kawan dan bahkan lawan politik Pak Harto yang berdatangan membesuknya, tidak ketinggalan kolega dan sahabat sesama mantan pemimpin Asean seperti Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew, Mantan Perdana Menteri Malaysia Datuk Doktor Mahathir Muhammad dan Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam beserta rombongan yang menyempatkan datang untuk mengungkapkan rasa simpati atas makin memburuknya kondisi kesehatan mantan penguasa orba tersebut.Selama masa kritis hingga tutup usia pada hari ini, perhatian masyarakat, media massa cetak dan elektronik baik dalam dan luar negeri cukup besar, hampir semua stasiun televisi berlomba – lomba membuat liputan khusus secara live dan ekslusif. Tidak berlebihan kiranya jika pada kesempatan ini Bulan Bintang Media juga menghadirkan catatan – catatan khusus mengenai mantan presiden Soeharto.

Putra Desa, Dari Tentara Menuju Istana



H.M Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Lahir di Kemusuk, Kab. Bantul Yogyakarta pada tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro dengan menitipkan Soeharto kepada adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.Memulai karir militer dengan menjadi siswa sekolah bintara KNIL di Gombong, Jawa Tengah. Pada tahun 1941, Soeharto muda akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan dengan pangkat sersan, pada masa pendudukan jepang bergabung dengan PETA dan menjadi komandan resimen dengan pangkat Mayor, karirnya menanjak cepat dan sempat menjadi pengawal Panglima Besar Soedirman hingga menduduki jabatan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Perkawinan Letnan Kolonel Soeharto dengan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Keduanya kemudian dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.



Catatan Karir ketentaraan Soeharto yang menonjol adalah keberhasilan dalam memimpin pasukannya merebut kembali Yogyakarta pada serangan umum 1 Maret 1949, Menjadi Panglima Komando Operasi Mandala dalam pembebasan Irian Barat serta terpenuhinya tuntutan rakyat untuk Pembubaran PKI setelah Soeharto berhasil mengambil alih pimpinan Angkatan Darat dan bersama rakyat menumpas PKI hingga ke akar – akarnya. Catatan diatas tidak menutup terdapatnya banyak versi yang berbeda terhadap peristiwa – peristiwa penting tersebut khususnya tentang kontrovesi SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas Maret) yang dipercaya menjadi pemulus langkah Soeharto dari tentara menuju Istana. 

Demokrasi Terpimpin Jilid 2


Demokrasi Pancasila yang didengung – dengungkan oleh Soeharto sejak resmi menjabat sebagai presiden RI kedua perlahan tapi pasti menunjukkan “wajah” sebenarnya yang “berdarah –darah”, gerakan dan geliat politik dikebiri oleh Azas Tunggal Pancasila, Demokrasi terpasung tanpa adanya kekuatan penyeimbang, sementara kekritisan dan vokalitas (media dan personal) menjadi sasaran pemberangusan dengan dalih menciptakan “stabilitas” dan iklim yang kondusif untuk menggerakan roda – roda pembangunan.
Sehingga Demokrasi “semu” yang tercipta pada akhirnya menjadi Demokrasi Terpimpin Jilid 2 dengan tiga pilar utama penyangga yakni ABRI, Birokrasi dan Golkar yang belakangan berkembang dan menumbuh suburkan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) selama 32 tahun masa kepemimpinan Soeharto. 

Bapak Pembangunan dan Jenderal Besar


Diakui atau tidak, di masa pemerintahan Pak Harto pijakan Pembangunan Nasional terencana secara jelas, terarah dan bertahap melalui Program Repelita dengan Trilogi Pembangunannya. Sektor Pertanian dan isu kerawanan pangan menjadi prioritas utama walhasil Indonesia mampu membalikkan sejarah dari negara pengimpor beras terbesar menjadi negara yang sukses melaksanakan revolusi hijau (Intensifikasi dan Diversifikasi Pertanian) dan meraih swasembada beras. Masalah Kependudukan yang padat dan terpusat di Jawa - Bali menjadi perhatian, Pemerintah berhasil menggulirkan Program Keluarga Berencana untuk menekan ledakan jumlah penduduk dan Program Transmigrasi untuk menyebarkan penduduk. Stabilitas Keamanan Nasional dan Regional menjadi isu bersama yang diwujudkan dengan mendirikan ASEAN sehingga memicu terjadinya investasi besar – besaran untuk memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Stabilitas Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta Sembilan Kebutuhan Pokok (Sembako) relatif terkendali, dan hampir di semua sektor, pembangunan mulai menapaki kemajuan yang berarti.


Atas dasar itulah Pak Harto dijuluki sebagai “Bapak Pembangunan Nasional” dan belakangan julukan itu bersanding dengan predikat “Jendral Besar”. Menjelang Medio tahun 1998 Presiden Soeharto meletakkan jabatan (lengser keprabon) pada tanggal 21 Mei 1998 setelah kekuasaannya diguncang oleh gerakan reformasi mahasiswa yang dipicu krisis ekonomi dengan tuntutan pergantian kepemimpinan nasional, penghapusan dwi fungsi ABRI dan pemberantasan KKN. Gerakan Mahasiswa pada 1998 merupakan gerakan mahasiswa terbesar yang menandai lahirnya perubahan dari periode masa orde baru menuju orde reformasi.


Satu Lagi Pelaku Penting Sejarah Telah Tiada.


Sejak dinyatakan wafat, para pelayat membanjiri kediaman mantan presiden soeharto di Jalan Cendana, para kerabat, tamu – tamu penting, pejabat dan mantan pejabat, presiden dan mantan presiden (SBY dan Gus Dur)  dan banyak warga masyarakat yang bertakziyah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan penguasa orde baru tersebut.


Dari Persemayaman di Jalan Cendana rencananya hari ini jenazah akan diterbangkan menggunakan Pesawat Hercules Khusus milik TNI – AU dari Bandara Halim Perdana Kusuma menuju Bandara Adi Sumarmo di Solo, selanjutnya jenazah akan dibawa menuju peristirahatan terakhir yang telah disiapkan berdampingan dengan makam sang isteri Siti Hartinah (Ibu Tien Soeharto) di Komplek Pemakaman Astana Giri Bangun di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah yang konon dibangun diatas Bukit Bangun dengan ketinggian 666,6 meter yang secara simbolik melambangkan jumlah ayat - ayat suci Al Qur'an.


TNI – AU diberitakan juga menyiagakan 7 Pesawat untuk mendukung prosesi pemakaman yang dipimpin langsung oleh Presiden SBY, Sepanjang perjalanan jenazah dari rumah duka menuju bandara halim maupun sepanjang jalan dari bandara adi sumarmo menuju astara giri bangung, ribuan warga masyarakat membanjir, tumpah ruah ingin memberikan penghormatan terakhir kepada mantan presiden yang penuh kontroversi itu.


The Smiling General “Soeharto” telah tutup usia, kepergiannya mengingatkan kita pada wafatnya sang proklamator “Soekarno”, keduanya meninggal dunia dengan status hukum yang “sama – sama” belum tuntas dan jelas. Terlepas dari berbagai kontroversi yang menyelimuti, kita Bangsa Indonesia kehilangan satu lagi pelaku penting sejarah menyisakan jalan panjang yang tetap terbentang bagi upaya pelurusan sejarah bangsa, Selamat Jalan Pak Harto semoga jalanmu lapang disisi-NYA.




(Ditulis oleh Badrut Tamam Gaffas : dari berbagai sumber)


5 komentar:

Robert Manurung mengatakan...

Sebagai bangsa yang beradab, sudah sewajarnya kita mengucapkan selamat jalan kepada Soeharto, tapi sambil juga mengenang saudara-saudara kita yang bernasib malang, yang mati terbunuh akibat kekejaman rezim Soeharto sendiri.

Bagi yang berminat, aku menulis tiga artikel terkait dengan topik ini.

Termasuk mempertanyakan pidato belasungkawa Presien SBY yang secara implisit menyebut Soeharto sebagai Pahlawan Bangsa.

Baca disini :
http://ayomerdeka.wordpress.com/

kamal87 mengatakan...

suharto memang seyogyanya dimaafkan, tapi secara hukum harus tetap diproses. duit rakyat harus kembali

baca deh nih:
harus diapakan suharto

cesaluggy mengatakan...

saya mengucapkanbelasungkawa yang sedalam-dalamnya. semoga almarhum di terima ddi sisi Allah,dan utk keluarga yangdi tinggalkan semoga diberikan kesabaran.amin,,,

Tyas mengatakan...

mau bagaimanpun sisi negatif dari bpk soeharto, kita harus tetap menghormatinya. mungkin tanpa beliau bangsa dan negara kita tidak akan menjadi sekarang, terlepas dari segala kesusahan yang kita alami saat ini. saat negara kita maju pada periode 1967-1993 kita memuji-muji beliau, tapi knp saat krisis moneter 10 thn silam kita mencaci maki beliau??kita seakan lupa akan jasa-jasa beliau dan terus mencari kambing hitam menyalah-nyalahkan setiap presiden yang tidak dpt mengangkat bangsa kita dar kesuasahan. sekarang bukan saatnya kita saling menjatuhkan, tetapi kita harus berfikir bagaimana cara memajukan bangsa ini dari segala aspek. bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menerima segala kekurangan pemimpinannya. pak harto, mungkin saya bukan apa-apa tapi saya sangat berterima kasih atas jasa-jasa beliau...selamat jalan pak..semoga tenang...amien..

ir.soekarno Putra Sang Fajar « Ayala27’s Blog mengatakan...

[...] DIarsipkan di bawah: Uncategorized | yang berkaitan: Di Bawah Bendera Revolusi, Fatmawati, HOS Cokroaminoto, Kyai Haji Mas Mansur, Mr. Mohammad Natsir, Muhammadiyah dan NU, neo Kapitalisme, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasionalis Indonesia, Persis, Proklamator Soekarno, Putra Sang Fajar, Raja Jawa Tanpa Mahkota, SI, Tuanku A Hassan « MENGGERAKKAN MESIN – MESIN PARTAI DALAM MENGHIMPUN POTENSI UMMAT PASCA 10 TAHUN LENGSER, H.M SOEHARTO AKHIRNYA TUTUP USia. [...]

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Template by : Kendhin @ 2 0 0 9