masa depan perjuangan syariah

Masa Depan Perjuangan Syariah

Sebagai Partai Islam yang Berkemajuan Perjuangan Syariah tetap menjadi ruh dan starting point / landasan bagi perjuangan partai. Perjuangan ini hakikatnya adalah perjuangan dari generasi ke generasi yang api dan gelora semangatnya tak akan padam [...]
klaim budaya oleh malaysia

Klaim Budaya Berulang, Tindak Tegas Malaysia

Pemerintah bisa bersikap lebih keras dengan menarik Duta Besar Indonesia di Malaysia. “Atau sebaliknya. Jika pemerintah mampu bersikap tegas, menurut Yusron, Malaysia akan lebih menghormati Indonesia [...]
next masyumi

The Next Masyumi Bagian 2

Jejak Panjang Perjuangan Masyumi untuk ummat dan bangsa tidak bisa begitu saja dihapuskan , Ia lahir dari ide besar Islamic Modernization, sebagai partai ia bisa dibubarkan tetapi sebagai ide besar ia akan tetap muncul dalam bentuk yang lain. [...]
jejak kyai kuning

Jejak Kyai Kuning dalam Syiar Islam Nusantara

Dari Demaklah cita - cita Kyai Kuning untuk penyebaran dan pengembangan Syiar Islam dimulai dan Dari Demaklah Kebangkitan Islam pada mulanya disuarakan dan diperjuangkan hingga ke penjuru nusantara[...]

29 Maret 2009

YUSMAN, Caleg Partai Bulan Bintang DPRD Lampung Barat, Lawan Gurita Kapitalisme dengan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

yusman_caleg_partaibulanbintang_lampung


[Bismillahirrahmanirrahiim - Bulan Bintang Media]


Perjuangan Syariah adalah perjuangan semesta yang lantang disuarakan oleh Partai Bulan Bintang untuk terus berkhidmat dan bermanfaat bagi Rakyat. Perjuangan di lapangan ekonomi juga menjadi fokus pergerakan kader-kader Partai Bulan Bintang di tengah masyarakat untuk senantiasa itiqomah dalam ikhtiar memupuskan gurita kapitalisme yang membelenggu bangsa dan masyarakat kita.


YUSMAN adalah salah satu kader Partai Bulan Bintang yang aktif di dalam kemasyarakatan utamanya di bidang pemberdayaan ekonomi yang salah satu programnya  yang nyata adalah pengembangan perikanan air tawar yang berkelanjutan, beliau juga berhasil menggulirkan dana buat kelompok binaannya. Meski sekilas namun gambaran diatas adalah sebuah potret kader partai yang secara nyata ingin berbuat bagi kemajuan kaumnya…Insyaallah



Bang Yusman dimajukan oleh Partai Bulan Bintang sebagai Caleg DPRD Kabupaten Lampung Barat untuk Daerah Pemilihan 5, melalui media ini saya menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Lampung khususnya Daerah Pemilihan 5 Kabupaten Lampung Barat (Kec Sumber jaya, Way Tenong dan Gedung Surian) untuk mereferensikan Partai Bulan Bintang (Nomor 27) dan merekomendasikan Bang YUSMAN sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009 mendatang.

Insyaallah Perjuangan ini membawa manfaat yang nyata…Amin Ya Rabbal Alamin

(Posting oleh Ela Laila dan Badrut Tamam Gaffas)


Tulisan ini Juga di Posting di Forum Laskar Hijau

23 Maret 2009

Pilih konsisten perjuangkan Syariat Islam, Partai Bulan Bintang tidak ikut-ikutan bergerak ke tengah

Bismillahirrahmanirrahiim,



Di tengah banyaknya parpol berbasis massa Islam yang melebarkan market share-nya mengincar suara di luar kalangan pemilih Islam. Keluarga Besar Partai Bulan Bintang justru semakin jelas untuk berjalan di dalam koridor keislaman. PBB meyakini isu keislaman dan syariat islam masih relevan selama bisa dikemas sesuai dengan perkembangan zaman.

Pilihan tersebut tidak dilakukan tanpa pertimbangan matang. Hasil dari berbagai safari politik ke berbagai daerah dan pesantren di Tanah Air menunjukkan bahwa sebagian besar menginginkan adanya perjuangan untuk mewujudkan syariat Islam.
‘’Kita kan harus menyerap aspirasi yang berkembang di masyarakat. Nah, kebetulan syariat Islam menjadi kebutuhan umat. Jadi kita akan senantiasa istiqomah memperjuangkannya,’’ tegas Kaban.

Alasannya, kekuatan kapitalis yang sudah mendominasi dunia termasuk Indonesia, terbukti gagal memberikan kemakmuran bagi rakyat. Dengan syariat Islam, diharapkan memberikan harapan baru.

Di beberapa forum dan majelis taklim, Keluarga Besar Bulan Bintang terus menggelorakan tema-tema syariat Islam yang penuh keberpihakan terhadap rakyat kecil.
Suka atau tidak, lanjut Kaban, jumlah penduduk dan pemilih muslim di Indonesia adalah mayoritas. Hampir 90 persen, jauh di atas jumlah muslim di Malaysia. Ironisnya, hak-hak umat belum mendapatkan tempat yang semestinya. Berdasarkan itu, kita tidak boleh ragu berjuang untuk syariat Islam agar dapat ditegakkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Perjuangan menegakkan syariat Islam didasarkan oleh perjuangan para pendiri bangsa (founding father). Hal tersebut dapat dilihat dalam Piagam Jakarta yang isinya antara lain soal ditegakkannya syariat Islam bagi para pemeluknya. Kendati Partai Bulan Bintang gigih berjuang untuk dijalankannya syariat Islam, bukan berarti kita tidak memperhatikan aspirasi umat non Islam.
“Sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Kalangan non Islam tidak perlu khawatir dan takut terhadap apa yang diperjuangkan PBB,’’ paparnya.

Apabila syariat Islam berhasil ditegakkan di Indonesia, bukan berarti kebebasan umat non Islam lantas terkekang. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin —- rahmat untuk seisi alam (umat). Sehingga, tetaplah terjamin kebebasan seluruh warga negara Indonesia.

Sementara, Sekjen DPP PBB, Sahar L Hassan mengatakan, perjuangan syariat Islam bagi PBB, merupakan harga mati. Meski demikian, syariat Islam yang diusung partai penerus masyumi itu, sangat concern dengan rakyat kecil. Misalnya, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, penolakan sistem perbankan yang menerapkan riba (bunga), penolakan terhadap segala bentuk diskriminasi, sentralisasi, monopoli serta adanya kesenjangan sosial. ‘’Pokoknya, kemakmuran yang berkeadilan harus dirasakan rakyat Indonesia,’’ ucapnya.

Terkait banyaknya parpol Islam mulai bermain ke tengah, menurut tokoh HMI itu, tidak perlu dipersoalkan. Karena setiap lembaga politik memiliki pilihan, termasuk garis perjuangannya. Namun bagi Partai Bulan Bintang, memperjuangkan terwujudnya syariat Islam adalah wajib hukumnya.

‘’Banyak yang keliru dan takut tentang penerapan syariat Islam. Jadi tidak serta merta maling langsung (dihukum) potong tangan. Itu bentuk ketakutan yang berlebihan. Biasanya dimainkan Amerika. Sama halnya dengan isu-isu terorisme di Indonesia,’’ tandasnya.
Lebih jauh, Sahar tetap menghormati pergeseran yang terjadi di kalangan parpol-parpol Islam. Di mana parpol-parpol Islam yang hijrah itu, tidak lagi konsisten dalam memperjuangkan syariat Islam.

‘’Partai Bulan Bintang tidak ingin ikut-ikutan. Karena syariat Islam itu, sudah sangat toleran. Sekaligus mengajarkan rasa cinta tanah air dalam bingkai NKRI. Jadi tidak perlulah PBB berubah platform biar disebut parpol tengah,’’ paparnya.

Sementara, Ketua DPP PBB, Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa syariat Islam merupakan ruh dari PBB. Sehingga apabila syariat Islam ditinggalkan, sama halnya dengan kematian PBB. ‘’Itu ruhnya PBB. Soal parpol Islam lain mau moderat, silakan saja. Itu hak yang tidak bisa kita campuri,’’ tuturnya.

Selanjutnya, Ngabalin mengurai perkembangan syariat Islam yang mulai mendunia. Ketika terjadi krisis global, beberapa negara di Eropa mempelajari sistem ekonomi Islam yang terbukti tahan krisis. Misalnya, sistem perbankan syariah yang tidak mengenal adanya sistem bunga bank.

‘’Yang dianut bank syariah adalah sistem bagi hasil, atau mudharabbah. Bukan sistem bunga atau praktik-praktik rente yang dilarang dalam Islam. Dan, sistem itu terbukti tidak bisa diserang krisis,’’ jelasnya.

Demikian pula sistem hukum pidana serta perdata yang menganut syariat Islam, lanjutnya, terbukti lebih berkeadilan. Alhasil, beberapa negara di Eropa tertarik untuk mengadopsinya. ‘’Misalnya, hukum untuk perzinahan atau pencurian, sanksinya memang berat. Tetapi, pembuktiannya juga tidak mudah. Perlu tahapan panjang dan serius. Sehingga akurasinya bisa dipertanggungjawabkan,’’ ucapnya.

Semoga Laskar Hijau tetap Isiqomah sebagai pejuang dan pengawal syariah...Insyaallah happy

16 Maret 2009

Kasman, SE, MM Dosen yang Istiqomah berjuang dibawah terang cahaya Bulan Bintang


[Bismillahirrahmanirrahiim - Bulan Bintang Media]


Banyak sisi menarik dari sosok pak Kasman yang sederhana, selain menjalani aktivitas sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta beliau juga istiqomah berjuang sebagai Ketua PAC Partai Bulan Bintang Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor. Ditengah rutinitas berinteraksi dan bersilaturrahim dengan konstituen pak kasman ternyata tidak mengesampingkan media informasi sebagai pengiring langkah perjuangan, selain aktif sebagai salah seorang moderator di Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang dan menjalin silaturrahim di face book Pak Kasman juga mengelola sejumlah blog yang antara lain beralamatkan di:




http//pbb-kasman.blogspot.com


http://panduko.blogdetik.com



Semangat dalam penegakan syariah tercermin dalam sebait puisi berikut ini :




Padang panjang dilingkungi bukit


Dilingkungi bukit batu bara


Biar dalam keadaan jungkir balik


Namun Syariat Islam Ditegakkan jua






Biodata Pribadi :


Nama : Kasman, SE,MM


Gelar Adat : Datuk Panduko Sinaro


Pekerjaan : Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sahid Jakarta


Nama Istri : Yusra


Nama Anak :


1. Fadhel Muhamad Kasman


2. Salsabila Kasman


3. Haniah Kasman


Alamat : Komplek Vila Asia Blok B 4 No 25 Bojong Gede Kab. Bogor Jawa Barat


Telp : 02187988211


HP : 081399217814


E mail : kasman_panduko@yahoo.com



Kasman Panduko dimajukan sebagai Calon Legislatif Partai Bulan Bintang DPRD Kabupaten Bogor untuk Daerah Pemilihan VI Nomer Urut 2


Melalui tulisan ini saya mengajak pembaca sekalian yang berdomisili di Kabupaten Bogor dan sekitarnya terutama di wilayah Kec. Bojong Gede, Tajur Halang, Ciseeng, Parung, Gunung Sindur, Kemang, Ranca Bungur untuk mendukung perjuangan ini dengan mereferensikan Partai Bulan Bintang Nomer Urut 27 dan merekomendasikan Kasman, SE, MM Caleg dengan Nomer Urut 2 sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009.



(Posting oleh : Badrut Tamam Gaffas untuk Bulan Bintang Media)



Info Lainnya bisa diakses di Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang

13 Maret 2009

NUR AIDAH, SH, M.Si - Pembina Caleg Muslimah Partai Bulan Bintang Propinsi Lampung

nur-aidah-caleg-dpr-ri-pbb-lampung


[Bismillahirrahmanirahiim - Bulan Bintang Media]



Gelora Kebangkitan Partai Bulan Bintang tidak hanya dirasakan oleh Jaringan kepengurusan Partai dari tingkatan tertinggi DPP hingga tingkat Anak Cabang dan Ranting, Segenap potensi Keluarga Besar PBB termasuk Badan Otonomi Partai terlihat bersemangat membangkitkan diri menghadapi kompetisi demokrasi yang ketat pada 9 April Mendatang.

Muslimah Bulan Bintang sejak awal telah menyatukan tekad dan menyusun strategi bagi pemenangan Pemilu 2009 diantaranya dengan penyebaran kader Muslimah di pusat untuk membina Muslimah Bulan Bintang di daerah.
Salah Satu yang coba kita ketengahkan pada kesempatan kali ini adalah NUR AIDAH, SH, M.Si yang dipercaya untuk membina kader muslimah bulan bintang di daerah khususnya di Propinsi Lampung dan sekitarnya.
Ibu Nur Aidah, SH, M.Si yang juga di-amanahi sebagai Caleg DPR RI membina secara intensif caleg dan vote getter utamanya dari kalangan muslimah bulan bintang, beliau terjun menyapa konstituen hingga ke pelosok Lampung utamanya di Daerah Pemilihan Lampung 1 yang meliputi 6 Kabupaten diantaranya Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesawaran hingga Metro dan Kota Bandar Lampung.

Melalui media ini saya menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Lampung khususnya daerah pemilihan Lampung 1 (Kabupaten Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesawaran, Metro, Kota Bandar Lampung dan sekitarnya) untuk mereferensikan Partai Bulan Bintang (Nomor 27) dan merekomendasikan NUR AIDAH, SH, M.Si (Caleg DPR RI Nomer Urut 1) sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009 mendatang.


Akhirnya kita sama-sama berdo'a semoga Allah SWT senantiasa Meridhoi setiap langkah dalam Perjuangan ini...Amin Ya Rabbal Alamin



(Posting oleh Badrut Tamam Gaffas untuk Bulan Bintang Media)


Diposting juga di Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang


Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman, MA Bersama Partai Bulan Bintang Senantiasa Energik dalam Perjuangan Politik

[Bismillahirrahmanirrahiim - Bulan Bintang Media]


prof-dr-kh-maman-abdurrahman-ma


Prof. Dr. KH. M Maman Abdurrahman, MA dikenal sebagai politisi senior yang juga cendikiawan muslim, selain aktivitasnya dalam dakwah dan pendidikan beliau yang merupakan Guru Besar Syariah Universitas Islam Bandung saat ini masih aktif sebagai Ketua BAZ Kota Bandung, Ketua MUI Jawa Barat serta dipercaya sebagai anggota Majelis Syuro Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang



Professor Energik Pecinta Lingkungan
Sebagai stake holder intelektual Kota Bandung, Prof. Dr. K.H. Maman Abdurahman, MA secara obyektif banyak diakui telah berkontribusi nyata dalam Mewujudkan Bandung Hijau 2006, Bandung Sehat 2007 dan tegaknya Perda Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 tentang ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, sebuah perjuangan panjang penuh dinamika untuk mengembalikan citra kota Bandung sebagai kota kembang, terbangunnya perilaku taqwa masyarakat dan inspirasi bagi tercapainya Kota Bandung sebagai Kota Agamis.
Prof. KH Maman Abdrurrahman, MA sebagai penulis buku bertajuk "Eko Terorisme Membangun Paradigma Fiqih Lingkungan" mengajak kita semua untuk senantiasa Merujuk pada Al Quran dan hadist sebagai sumber nilai bereperilaku, tidak ada kata lain kecuali kepatuhan terhadap norma agama. Pemuliaan terhadap alam dan lingkungan hidup wajib hukumnya bagi muslim yang beriman dan bertaqwa.

Waspadai Musuh Islam yang tengah memperkuat posisinya di wilayah Politik
Prof. Maman dalam sebuah kesempatan dialog dalam Program Jitu III yang digelar Pemuda Persis mengenai "Kontroversi Fatwa Haram Golput pada pemilu 2009" secara terbuka memaparkan dan membedah permasalahan tersebut dari berbagai sudut pandang baik dari segi fiqih siyasah maupun sosiologi politik, Atas kajian mendalam itulah Prof. Maman mendukung fatwa tersebut "dengan ditambah berbagai catatan". Bagi professor Maman, fatwa tersebut positif demi terakumulasinya suara umat Islam dalam proses perjuangan politik Islam di DPR. Beliau jelas-jelas mengkhawatirkan “hilangnya” potensi suara Islam jika mereka memilih bersikap Golput. Padahal, “musuh”musuh” Islam justeru memperkuat posisinya di wilayah politik ini. Persoalan intinya adalah masalah kepemimpinan uzma’ dalam Islam.

Prof. Dr. KH. Maman Abdurrahman, MA saat ini dimajukan sebagai calon legislatif Partai Bulan Bintang untuk DPR RI pada Pemilu 2009. Beliau diamanahi sebagai Caleg PBB dari Daerah Pemilihan Jabar II dengan nomor urut 2.
Melalui tulisan ini saya menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Jawa Barat khususnya daerah pemilihan Jawa Barat 2 yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat untuk mereferensikan PARTAI BULAN BINTANG (Nomor 27) dan merekomendasikan Prof. Dr. KH MAMAN ABDURRAHMAN, MA (Nomor urut 2) sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009 mendatang.

Sekian, Semoga Perjuangan ini akan menuai hasil positif dan bermanfaat bagi Ummat.



(Ditulis oleh Badrut Tamam Gaffas untuk Bulan Bintang Media)


Diposting juga di Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang

H. Ali Mochtar Ngabalin, MA Politisi Partai Bulan Bintang yang lantang dan vokal, Bintangnya Politisi di Senayan

[Bismillahirrahmanirrahiim - Bulan Bintang Media]



Siapa tidak mengenal Bang Ali Mochtar Ngabalin, Salah Seorang Legislator Handal Partai Bulan Bintang yang cukup bersinar di senayan, Anggota DPR yang satu ini sangat mudah dikenali. Selain karena nada bicaranya yang lantang dan tegas, serta isi pernyataan politik yang vokal, penampilannya juga unik. Ali Mochtar Ngabalin, wajahnya dihiasi janggut dan kumis dan selalu mengenakan busana stelan jas necis dipadu lengkap dengan lilitan surban.


Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi (F-BPD), mewakili Partai Bulan Bintang (PBB) yang juga seorang mubaligh, pimpinan pondok pesantren, dosen luar biasa sebuah institut agama Islam, dan Ketua DPP Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), ini di lingkungan politisi Senayan, sudah sangat dikenal.


Dengan penampilan unik dan nada bicara lantang dan tegas, serta isi pernyataan politik yang vokal, jadilah Ali Mochtar menjadi salah satu bintang politisi Senayan yang sering menjadi sorotan media massa. Pernyataan politik dan foto-foto Ali kerap kali menghiasi halaman media cetak dan ruang berita televisi.


Kepeloporan Ali sebagai bintang politisi Senayan memperoleh momentum pada pertengahan September 2005, tatkala berinisiatif mengajukan penggunaaan hak interpelasi atau hak meminta penjelasan resmi kepada pemerintah, yang memang dimiliki setiap anggota Dewan. Lulusan Pasca Sarjana Universitas Indonesia (UI) Depok, Jurusan Ilmu Komunikasi, ketika itu mempermasalahkan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memimpin sidang kabinet jarak jauh antara Amerika Serikat-Jakarta melalui telekonferensi.


Ali Mochtar berpendapat, pelaksanaan telekonferensi merupakan sebuah langkah gegabah sebab bisa membuka rahasia negara. Sidang kabinet lazimnya dilakukan secara tertutup sebab menyangkut langkah-langkah strategis pemerintah dalam mengkaji kebijakan negara. “Dengan telekonferensi, Presiden bisa membuka rahasia negara,” tutur ayah dari lima orang anak, buah pernikahannya dengan Henny Muis.


“Bagi negara lain, telekonferensi Presiden ini bisa dimanfaatkan untuk kepentingan negaranya. Berbagai informasi yang disadap bisa dimanfaatkan untuk mengambil langkah-langkah antisipatif. Bagi pengusaha, informasi yang diperoleh dari telekonferensi dapat dimanfaatkan untuk meraih keuntungan atau merusak pasar. Ini jelas tidak baik,” jelas Ali Mochtar, yang menjabat direktur eksekutif di sejumlah lembaga nirlaba. Ia berpendapat telekonferensi membutuhkan dana yang tidak sedikit sehingga sangat tidak signifikan dalam situasi negara yang sedang krisis.


Setelah menjadi inisiator pengajuan hak interpelasi, Ali bersama beberapa anggota DPR lain segera menyiapkan proposal dan mengumpulkan tanda tangan dukungan, hingga terkumpullah sebanyak 20 tanda tangan. Mereka sudah siap-siap untuk bertanya langsung kepada Presiden perihal telekonferensi yang memang baru kali itu terjadi dalam sidang kabinet.


Namun sesudah gigih berjuang termasuk menyiapkan konsep interpelasi, dalam perjalanannya dukungan terhadap Ali Mochtar sebagai pioner penggunaan hak-hak Dewan perlahan-lahan menyusut. Harian Rakyat Merdeka (29/9) menuliskan, para wakil rakyat seolah sudah ‘masuk angin’ sebab satu demi satu mereka menarik dukungannya. Dari 20 pengusul lima orang diantaranya secara resmi mencabut dukungan. Namun berkat keberanian Ali Mochtar berhembuslah angin segar di kalangan politisi dan masyarakat luas, bahwa setiap anggota Dewan sewatu-waktu dapat saja bertanya dan melakukan penyelidikan apabila ditengarai pemerintah salah dalam memerintah.


Kepeloporan anggota Dewan Ali Mochtar Ngabalin yang selalu berada di garis depan perjuangan, sesungguhnya sudah dimulainya tatkala ramai persoalan perebutan pulau Ambalat antara Pemerintah RI dan Malaysia. Majalah dengan pembaca utama kaum muslim Amanah, edisi No. 63 Juni 2005 menobatkan lelaki kelahiran Fakfak, 25 Desember 1969 ini sebagai lambang perlawanan terhadap sikap Malaysia yang hendak merebut salah satu pulau terluar milik Indonesia ini. Sebutan yang sangat pas sebab harian Kompas pun (7/4), memuat laporan berikut foto Ali persis tatkala sedang mengepalkan tangan dan meneriakkan pekik nasional “Merdeka”, di atas sebuah kapal milik TNI AL.


Ali Mochtar bersama rombongan hadir ke Ambalat untuk memberi semangat kepada pasukan TNI dan pekerja mercusuar di Karang Unarang. Selain ke Ambalat Ali pernah pula terjun langsung ke Sambuaga, Filipina, untuk melakukan negosiasi pembebasan tiga nelayan Indonesia yang disandera di Filipina Selatan, beberapa waktu lalu.


Anggota Yang Gelisah


Ali memilih Komisi I sebagai tempat berkiprah dan menyebutnya sebagai komisi ‘Air Mata’, karena tugas mereka melulu lebih banyak mengurusi masalah di daerah konflik, daerah perbatasan, TKI yang bermasalah, hingga warga negara kita yang bermasalah sebab terkena kasus politik di luar negeri.


Sebagai politisi muda yang mampu berpikir jernih Ali Mochtar mengaku banyak hal yang mesti di benahi di tubuh parlemen. Bukan saja pada soal kinerja tetapi juga perundang-undangan yang mengatur anggota DPR RI, yang di beberapa hal perlu direvisi dan dievaluasi. Misalnya, menyangkut bagaimana hubungan kerja antara lembaga parlemen dengan pemerintah, anggota parlemen dengan partai piolitik, dan lain-lain. Menurutnya, “Sistem distriknya perlu diatur ulang.”


Ali Mochtar lalu bercerita soal sebuah kasus yang pernah terjadi dan begitu membekas di ingatannya. Yakni, ketika DPR berencana mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Rapat sudah diagendakan akan berlangsung hari Sabtu (24/9).


Namun sehari sebelumnya, Jumat, muncullah keputusan pemerintah perihal persetujuan kenaikan tunjangan setiap anggota DPR sebesar Rp 10 juta per bulan. “Sehingga pada rapat tanggal 24 itu, semua anggota mulutnya terkunci. Isu kenaikan BBM tidak disinggung-singgung lagi,” kenang Ali. Walau tambahan tunjangan Rp 10 juta baru akan cair bulan Januari 2006 nanti, “Tapi secara konsitusi berita itu sudah mempengaruhi,” ujar Ali. Mengalami kondisi seperti ini Ali mengaku bimbang. Kepada Berita Indonesia dengan lirih dia berujar, "Independensi kita sudah tidak ada lagi."


Ali Mochtar juga menyoroti kebiasaan anggota Dewan yang seolah sudah membudaya, misalnya bila melakukan kunjungan ke daerah. Pemda biasanya akan sangat sibuk melakukan penyambutan seperti menyiapkan akomodasi, penginapan, makan, transportasi, hingga kadang merasa perlu menyediakan ‘amplop’. Ali Mochtar adalah politisi muda visioner yang berusaha menghilangkan kebiasaan buruk seperti itu.


Ali berprinsip setiap anggota Dewan sudah dibiayai oleh negara untuk menjalankan tugas-tugas pemantauan ke daerah-daerah. Karena itu anggota Dewan janganlah memberatkan daerah yang dikunjungi. Demikian juga kalau berkunjung ke luar negeri jangan pula merepotkan KBRI.


Ali sampai-sampai harus membuktikan sendiri kebenaran prinsipnya tatkala melakukan kunjungan kerja ke daerah asal pemilihannya, Sulawesi Selatan II. Ketika itu sebagai tamu Gubernur Ali sudah mendapatkan penyambutan hangat. Kendaraan ‘dinas’ pun disediakan untuk mengantarkan ke mana Ali mau pergi. Akan tetapi begitu mengetahui bahwa kendaraan yang akan mengantarkannya adalah kendaraan dinas kantor gubernur maka seketika itu pula Ali bergegas turun dan berganti menyetop taksi.


Kejadian sebagai contoh bagus tersebut serta-merta menyita perhatian banyak orang, seperti wartawan dan sejumlah karyawan pemda yang sedang berada di halaman kantor gubernuran. Lalu secara terbuka Ali meminta agar pemerintah provinsi maupun kabupaten tidak perlu repot-repot mengurus wakil rakyat yang berkunjung ke daerahnya. Apalagi menyiapkan ‘amplop’, fasilitas mobil dan akomodasi hotel.


Pernyataan khas Ali Mochtar model begini tak urung telah mengundang sikap pro-kontra di kalangan dalam anggota Dewan. Tapi itulah Ali Mochtar yang sedang gelisah. Ia bahkan mengaku sudah mulai mengalami kegelisahan selewat enam bulan pertama duduk di kursi parlemen. Semua kegelisahan berkaitan dengan ketimpangan-ketimpangan yang dilihat dan dialaminya sendiri sebagai anggota Dewan. Beberapa hal yang ia alami terbukti mengingkari nuraninya.


Ia pun lalu pernah menjadi bimbang hingga memunculkan pernyataan khasnya, “Jika di DPR ini tidak bisa lagi membuat saya independen dalam mendahulukan kepentingan rakyat, saya harus siap untuk tidak berkiprah lagi di sini.”


Dwifungsi Politisi dan Pengusaha


Setelah gelisah dan bimbang Ali lalu mengajak setiap anggota Dewan yang merangkap sebagai pengusaha untuk meninggalkan bisnisnya. “Anggota dewan yang juga pebisnis harus mau meninggalkan bisnisnya. Jadi, ketika mereka datang di parlemen tidak lagi mengurus bisnisnya,” tegasnya.


Menurut Ali, anggota parlemen harus independen dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. “Tidak mungkin mereka bisa bekerja dengan baik dan maksimal, jika kebijakan-kebijakan yang turut dibuatnya masih ada unsur kepentingan pribadi atau kelompoknya. Pejabat politik bertugas membuat kebijakan untuk kepentingan publik. Sementara pengusaha selalu mencari keuntungan,” urainya.


Dicontohkan Ali Mochtar, jika mereka masih memegang jabatan sebagai dirut atau komisaris di perusahaan swasta, bagaimana jika nanti mereka membahas undang-undang tentang perusahaan swasta? "Independensinya untuk kepentingan publik bisa dipertanyakan. Sebab mereka turut dalam pengambilan keputusan kolektif,” ujar Ali.


Ketua DPP Partai Bulan Bintang (PBB) ini menggagas sudah perlu dipikirkan tata kerja parlemen. Adalah menjadi tanggungjawab partai dalam merekrut kader terutama untuk calon legislatif. Mestinya setiap partai harus memiliki dua cara rekruitmen. Pertama, kader yang menjadi representasi untuk kepentingan politik di parlemen. Kedua, kader yang menjadi representasi untuk membesarkan partai.


Ali Mochtar Ngabalin yakin dengan dua cara perekrutan akan bisa menyaring calon legislatif yang sekaligus tidak terlibat dalam bisnis. Atau calon legislatif yang siap melepaskan jabatannya di sektor bisnis sehingga independensi parlemen terwujud.


Sumber : http://ngabalin.com/index.php/tentang_ali


Dikutip Juga dari Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang

07 Maret 2009

ELA LAILA, SHi, Tekad Muslimah Bulan Bintang Untuk Istiqomah Perjuangkan Syariah

ela-elia-caleg-partai-bulan-bintang-propinsi-lampung

[Bismillahirrahmanirrahim - Bulan Bintang Media]
ELA LAILA, SHi, adalah potret nyata Kader muslimah Partai Bulan Bintang yang berani mengambil resiko perjuangan politik, tidak mudah untuk mengambil resiko demikian terlebih ditengah persaingan ketat parpol-parpol besar dengan mobilisasi sumber dananya yang wah..ditambah lagi dengan diberlakukannya sistem suara terbanyak maka mau tidak mau Kader Muslimah Partai Bulan Bintang harus tampil penuh energi untuk bisa meraih simpati dan mendapat amanah dari masyarakat pemilih.

ELA LAILA, SHi dimajukan oleh Partai Bulan Bintang sebagai Caleg DPRD Propinsi Lampung untuk Daerah Pemilihan Lampung 3 meliputi Tanggamus dan Lampung Barat. Mbak Ela mendapat nomer urut keberuntungan 3.
Insyaallah tekad mbak Ela untuk membesarkan Partai Bulan Bintang demi menjaga keberlanjutan perjuangan mewujudkan kejayaan dan kemuliaan ummat islam utamanya kaum muslimah akan mendapatkan dukungan dari masyarakat utamanya yang merindukan bersinarnya kembali cahaya bulan dan bintang bagi menerangi kegelapan negeri ini.

Melalui tulisan ini saya menghimbau kepada pembaca sekalian yang kebetulan memiliki keluarga, kerabat, saudara, sahabat dan teman yang berdomisili di Propinsi Lampung / sekitarnya khususnya daerah pemilihan Lampung 3 yang meliputi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Lampung Barat untuk mereferensikan PARTAI BULAN BINTANG (Nomor 27) dan merekomendasikan ELA LAILA, S.Hi (Nomer 3) sebagai jembatan perjuangan politik pada 9 April 2009 mendatang.


Sekian dan Wassalamu'alaikum


Sumber : Forum Laskar Hijau Partai Bulan Bintang

Template by : Kendhin @ 2 0 0 9